Semua orang tahu bahwa apapun yang telah berstandar/bertaraf internasional adalah brand jempolan. Tidak kecuali sekolah yang berstatus “Sekolah Bertaraf Internasional”, atau bahkan jika ada embel-embel “Rintisan” di depannya. Bertaraf artinya senada, setingkat dengan kelas internasional atau sesuai parameter yang telah ditentukan. SBI berarti sekolah berkarakteristik sebagai berikut :
1. Sudah terbiasa menggunakan Bhs. Inggris dalam kesehariannya (siswa & guru)
2. Disiplin moral, tingkah laku, dan KBM
3. Guru-guru bersertifikat dan kompeten sesuai BIDANGNYA
4. Fasilitas jempolan, baik infra atau suprastruktur.
5. Go Green, baik guru, siswa, karyawan, dan sekolah itu sendiri
6. Go Indonesian Cultures, dengan penjelasan kurang lebih sama dengan point 5
7. Transparansi, profesionalisme, dan independensi
8. Beberapa syarat di atas adalah tambahan penulis (tapi masih nyambung)
Pada tanggal 30 Oktober 2009 kemarin, tepatnya pada hari Jum’at, tim penilai dari badan standarisasi SBI pusat (atau apa namanya) berkunjung dan meninjau sekolah kita (baca : SMANSA) untuk uji kelayakan sebagai SBI. Beliau (salah satu dari tim penilai) adalah seorang wanita yang fasih berbahasa inggris, datang mengunjungi beberapa kelas dan menanyakan beberapa hal kecil dengan pengantar Bahasa Inggris. Hari itu, SMANSA terlihat sedikit lebih klimis dan berkualitas dari biasanya. Semua kelas rapi, semua ruang sekretariat bersih dan rapi, dan lebih banyak siswa menggunakan kaos kaki hitam. Oke, simple.
Kamis, 29 Oktober 2009. Jajaran guru SMANSA geger dan gelisah akan penilaian SBI ini. Hampir setiap guru membicarakan hal ini saat sedang mengajar, dan biasa, menghimbau siswa untuk bersikap lebih sopan, disiplin, dan sebagainya pada tanggal 30 Oktober 2009 (D-Day penilaian). Tata Tertib semakin ketat diberlakukan. Dari speaker masing-masing kelas terdengar berbagai pengumuman terkait penilaian SBI. Salah satunya, SISWA DILARANG UNTUK MEMBELI JAJAN DILUAR LINGKUNGAN SEKOLAH ATAU SEKEDAR MEBELI JAJAN PADA PENJAJA-PENJAJA DI SEKITAR PAGAR DEPAN SEKOLAH. Baik, toh sudah berlalu.
Rabu, 28 Oktober 2009 atau tepatnya sejak beberapa hari sebelumnya. Ruang guru direstorasi, dibersihkan, dan ditata sedemikian rupa hingga tampak seperti kantor-kantor pusat perusahaan di Jakarte sana. Arsip-arsip dibongkar kembali, yang tidak perlu : buang ; beberapa AC dipasang, dan kini, kita bisa lihat hasilnya.
Hari di mana Anda membaca tulisan ini. Apakah ada terasa perbedaan pada SMANSA walau hanya sedikit? Tak ada. Mungkin ini opini sepihak, tetapi ini mengandung kebenaran. Sekarang mari kita menjawab sedikit pertanyaan sebagai berikut :
1. Apa pada hari Jum’at tanggal 6 November 2009 Anda mengenakan kaos kaki hitam ?
2. Apa sepatu yang biasa Anda pakai untuk sekolah berwarna dominan hitam?
3. Seberapa sering Anda melihat lapangan tengah digunakan untuk futsalan saat jam KBM berlangsung?
4. Apa teman-teman dekat Anda mengenakan seragam dengan tidak sesuai norma kerapian dan kelengkapan? (baju keluar, celana model beggy dsb.)
5. Apa pada setiap persiapan upacara Anda langsung berbaris di lapangan?
Jawablah dalam hati dan renungkan. Untuk apa sekujur fasilitas jempolan jika yang menggunakan saja masih jempol kebalik? Bukan menghina, tetapi inilah kenyataannya! Jika kita mau dicap sebagai Sekolah Bertaraf Internasional, bersikaplah sebagai warga Indonesia yang baik, warga sekolah yang baik. Bertaraf internasional bukan untuk dibanggakan di kancah lokal. Bukan untuk menambah minat calon peserta didik kelak. Juga bukan untuk diperadu dengan SMA-SMA di sekitar SMANSA.Tetapi UNTUK BEKAL NAMA DI KANCAH INTERNASIONAL DENGAN PANJI MERAH PUTIH, BUKAN SMANSA. Betapa egoisnya kita jika hanya untuk kepentingan intern SMANSA. Hanya menjual kemunafikan demi sebuah embel-embel bertaraf internasional. Berpura-pura baik untuk sebuah label, lebih baik menunggu evolusi kualitas selama 10 tahun !
Sekarang mari kita lihat SMA Negeri 1 Purwokerto, our beloved school, apakah sudah layak untuk mendapat label SBI? Dan sekali lagi, apa tujuannya?sbrckp(akbar Simpang Lima)
"Tulisan ini dibuat untuk menyukseskan Lomba blog SMAN 1 Puwokerto dan Menyongsong SMAN 1 Purwokerto menjadi SBI."
Baca yukzz......